Memulai karier sebagai rope access technician adalah langkah besar yang menjanjikan banyak peluang, terutama di industri seperti oil and gas, konstruksi, telekomunikasi, pembangkit listrik, dan inspeksi bangunan. Namun, bagi pemula, ada sejumlah kesalahan umum yang dapat menghambat perkembangan, menurunkan kinerja, bahkan membahayakan keselamatan kerja.
Artikel ini membahas kesalahan paling umum yang harus dihindari oleh rope access pemula, lengkap dengan penjelasan bagaimana cara mengatasinya.
1. Mengabaikan Prosedur Keselamatan
Kesalahan terbesar pemula adalah menganggap remeh prosedur keselamatan kerja. Rope access melibatkan pekerjaan di ketinggian yang memiliki risiko tinggi. Beberapa kesalahan yang sering terjadi:
- Tidak melakukan pemeriksaan peralatan sebelum digunakan
- Mengabaikan penggunaan sistem pengaman ganda (backup system)
- Tidak mengikuti rigging plan yang sudah ditetapkan
Solusinya adalah selalu mengikuti standar IRATA atau lembaga sertifikasi resmi, serta mematuhi instruksi supervisor.
Baca Juga: Perbedaan Rope Access Level 1, 2, dan 3
2. Penggunaan Peralatan yang Tidak Tepat

Banyak pemula yang belum memahami cara menggunakan descender, ascender, karabiner, dan harness dengan benar.
Kesalahan seperti pemasangan yang terbalik, tidak mengunci karabiner, atau salah mengatur sistem tali dapat berakibat fatal.
Solusi: Latihan rutin di bawah pengawasan instruktur berpengalaman, dan pastikan selalu memahami fungsi serta arah penggunaan setiap peralatan.
Baca Juga: 7 Kualifikasi Wajib untuk Rope Access Technicians
3. Lupa atau Salah Mengikat Simpul
Kemampuan membuat simpul tali (knot tying) adalah keterampilan dasar rope access. Pemula sering melakukan kesalahan seperti:
- Simpul tidak kencang
- Simpul tidak sesuai standar
- Menggunakan simpul yang salah untuk situasi tertentu
Solusi: Latih pembuatan simpul secara rutin hingga menjadi kebiasaan otomatis sebelum bekerja di lapangan.
4. Terlalu Percaya Diri
Beberapa pemula merasa sudah cukup menguasai teknik dasar setelah pelatihan singkat, lalu mengabaikan supervisi teknisi berpengalaman.
Sikap ini berbahaya karena rope access membutuhkan kombinasi pengalaman, teknik, dan keterampilan membaca situasi di lapangan.
Solusi: Tetap rendah hati, terbuka untuk belajar, dan selalu bekerja di bawah pengawasan teknisi Level 3 atau instruktur bersertifikat.
5. Mengabaikan Kondisi Fisik dan Kesehatan
Pekerjaan rope access membutuhkan daya tahan fisik yang baik. Pemula sering kali mengabaikan kebugaran tubuh sehingga cepat lelah saat bekerja di ketinggian.
Tubuh yang lemah akan membuat gerakan menjadi lambat, tidak efisien, dan meningkatkan risiko kesalahan.
Solusi: Lakukan latihan fisik rutin seperti pull-up, push-up, plank, skipping, dan latihan kardiovaskular.
6. Tidak Memanfaatkan Waktu Latihan dengan Baik
Beberapa pemula hanya mengandalkan sesi pelatihan resmi tanpa memanfaatkan kesempatan untuk latihan tambahan. Padahal, semakin sering berlatih, semakin terbiasa dengan prosedur dan peralatan.
Solusi: Ikuti sesi latihan mandiri atau free practice session yang biasanya disediakan training centre seperti PT. Gamma Buana Persada sebelum ujian atau pekerjaan lapangan.
Daftar Pelatihan Rope Access Bersertifikasi
Jika Anda ingin memulai karier sebagai rope access technician profesional, langkah pertama adalah mengikuti pelatihan resmi bersertifikasi. PT. Gamma Buana Persada adalah training centre bersertifikasi IRATA di Indonesia yang menyediakan pelatihan dari Level 1 hingga Level 3, dipandu oleh instruktur berpengalaman dan fasilitas lengkap.
Kesimpulan
Menjadi rope access technician profesional membutuhkan disiplin tinggi, keterampilan teknis yang kuat, dan komitmen terhadap keselamatan. Dengan menghindari kesalahan umum di atas, pemula dapat berkembang lebih cepat dan membangun reputasi sebagai teknisi yang handal.
PT. Gamma Buana Persada
Pertokoan Pulomas, Jl. Perintis Kemerdekaan No.5 Blok V,
RT.8/RW.6, Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13260

